Monika Ruwaimana Raih Dana Hibah dari INQUA untuk Proyek SEPOK

Yogyakarta – Salah satu dosen Fakultas Teknobiologi UAJY, Monika Ruwaimana, PhD, berhasil meraih dana hibah dari International Union for Quaternary Research (INQUA). Hibah senilai 7300 EUR atau sekitar 120 juta IDR ini akan mendukung proyek SEPOK, singkatan dari Settlement Effect on Peat of Kalimantan.

Organisasi pemberi grant, INQUA, berdiri pada tahun 1928 dan menjadi wadah global bagi para ilmuwan yang berdedikasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap perubahan lingkungan selama zaman es melalui penelitian lintas disiplin. Dengan lebih dari 46 negara anggota yang tersebar di seluruh dunia, INQUA menjadi pusat vitalitas bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Tujuan pokok INQUA, yaitu mendorong peningkatan komunikasi dan kolaborasi internasional dalam aspek dasar dan terapan penelitian masa Kuarterner

Proyek ini yang diberi judul “Settlement Effect on Peat of Kalimantan” atau SEPOK dipimpin oleh Monika Ruwaimana, dan melibatkan tim yang terdiri dari Prof. Dan Gavin dari Universitas Oregon, Prof. Gusti Anshari dari Universitas Tanjungpura, dan Alex Cobb, Senior Principal Research Scientist di Singapore-MIT Alliance for Research & Technology Centre. SEPOK adalah usulan nama dari Prof. Gusti Anshari yang berarti “kampungan” dalam bahasa lokal Pontianak, yang merupakan daerah asal Prof. Gusti dan Monika.

Proyek ini terdari dari dua bagian, riset dan workshop. Bagian riset akan terfokus pada evaluasi dampak pemukiman perkotaan jangka panjang pada lahan gambut. Hal ini akan dilakukan dengan menggabungkan pengukuran kedalaman inti, usia, dan geo-kimia dengan data penginderaan jauh. Proyek ini juga akan menghasilkan metode yang dapat ditingkatkan ke konteks regional dan historis yang lebih besar. Saat ini, Indonesia berencana untuk memindahkan ibu kotanya ke Kalimantan, yang akan berdampak langsung dan tidak langsung pada lahan gambut. Selain itu, banyak kota di Asia Tenggara juga berada di atas lahan gambut bekas, dan dampaknya terhadap lahan gambut ini sebagian besar belum diteliti. Oleh karena itu, hasil penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan kontribusi dalam memperkirakan dampak pembangunan perkotaan.

Untuk bagian workshop proyek ini, pada bulan Juli atau Agustus 2024, alan diselenggarakan pelatihan singkat mengenai penggunaan ICESat-2 untuk menciptakan model topografi. Workshop ini akan dilaksanakan secara tatap muka dan daring, dan bersifat gratis, bahkan 10 peserta workshop akan menerima bantuan transportasi sebesar 500 ribu IDR. Workshop akan dipimpin oleh dua pakar terkemuka dalam bidangnya, yaitu Prof. Alex dan Prof. Dan. Kegiatan ini dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran remote sensing dan mengundang partisipasi ilmuwan gambut dan ekologis dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menggunakan teknologi mutakhir untuk pemetaan dan pemahaman lebih dalam terhadap lahan gambut.

(Ditulis oleh Teresa Ramadhinara Subando)

Lahan Gambut yang terbakar di area Pontianak
Monika Ruwaimana, Dan Gavin, Gusti Anshari dan tim peneliti pada riset lahan gambut tahun 2019