Prof. Pramana Yuda Menjadi Narasumber di Hari Maleo Sedunia di TN Lore Lindu, Sulawesi

Salah satu dosen FTB, Prof. Ir. Ign. Pramana Yuda, M.Si., Ph.D., yang merupakan anggota Dewan Burung Indonesia Prof. Pram melakukan perjalanan ke Sulawesi untuk memeriahkan Hari Maleo Sedunia. Peringatan ini pertama kali dilaksanakan di wisata alam Lombongo pada 21 November 2020. Tahun ini, Prof. Pram menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Hari Maleo Sedunia, menyampaikan presentasi yang berjudul “Peran Akademisi dalam Konservasi Maleo di Indonesia”. Selanjutnya, Prof. Pram juga mengikuti kegiatan pelepasan anak burung Maleo di nesting ground Saluki, Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah.

Burung Maleo (Macrocephalon maleo) adalah burung endemik Sulawesi yang memiliki berbagai keunikan. Salah satunya adalah telurnya berukuran lima kali lipat lebih besar dari telur ayam. Uniknya, burung Maleo tidak mengeram telurnya, melainkan mengubur telurnya di pasir vulkanik atau pasir pantai yang hangat hingga telurnya menetas. Kemampuan istimewa ini membedakannya dari jenis burung lain. Setelah berada di dalam tanah yang hangat, telur ini akan menetas, dan anak Maleo yang menetas menggunakan kakinya untuk keluar dari cangkangnya dan menggali hingga keluar dari permukaan tanah.

Burung Maleo telah menjadi simbol khas Sulawesi dan membutuhkan perlindungan serius. Pada tahun 1988, IUCN menetapkannya sebagai spesies Terancam, namun pada tahun 2002, statusnya semakin memburuk menjadi Terancam Punah (Endangered), dan pada tahun 2021, menjadi Kritis (Critically Endangered). Sebagai seorang ahli konservasi, Prof. Pramana Yuda menjelaskan berbagai upaya konservasi Maleo yang dilakukan oleh akademisi, mencakup berbagai penelitian seperti kondisi habitat, ekologi prilaku hingga pemanfaatan teknologi genetik untuk menyelamatkan Maleo. Partisipasi aktif Prof. Pramana Yuda dalam Hari Maleo Sedunia tidak hanya mencerminkan tanggung jawab pribadinya sebagai ahli konservasi burung dan akademisi bidang konservasi, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi mendatang untuk ikut serta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup kita.

(Ditulis oleh Monika Ruwaimana)