Mahasiswa FTb UAJY melakukan riset terkait keanekaragam burung di Desa Turgo yang berawal dari program kerja KKN Tematik MBKM TNGM. Hasil penelitian dapat mendukung upaya wisata minat khusus seperti birdwatching dan fotografi burung yang sedang dikembangkan oleh Kelompok Desa Wisata Turgo. Proker KKN yang mengusung birdwatching menjadi cikal bakal lahirnya penelitian Abraham.
Penelitian tentang keanekaragaman burung di Desa Turgo yang dilakukan oleh Yohanes Abraham, mahasiswa Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FTb UAJY) angkatan 2021, berawal dari program kerja KKN Tematik MBKM Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Program kerja birdwatching saat KKN menjadi cikal bakal lahirnya topik skripsi yang kini turut berkontribusi dalam pengembangan potensi wisata alam di Desa Turgo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Passive Acoustic Monitoring (PAM) untuk mendata jenis-jenis burung yang hidup di wilayah sekitar hutan lindung TNGM. Burung dipilih sebagai objek penelitian karena keberadaannya menjadi indikator penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Selain mencerminkan kondisi pakan dan kesehatan hutan, burung juga berperan dalam proses suksesi alami melalui penyebaran benih. Penurunan populasi burung bisa menjadi tanda adanya gangguan seperti deforestasi, perburuan, spesies invasif, hingga perubahan iklim.
Pemilihan Desa Turgo sebagai lokasi penelitian bukan tanpa alasan. Selain kondisi alamnya yang masih terjaga dan kaya akan keanekaragaman hayati, Abraham memiliki hubungan yang cukup dekat dengan masyarakat setempat berkat pengalaman sebelumnya saat mengikuti KKN di desa tersebut. Hal ini mempermudah proses perizinan dan pelaksanaan penelitian. Selain itu, Desa Turgo saat ini tengah mengembangkan wisata minat khusus seperti birdwatching dan fotografi burung. Data hasil penelitian ini pun diharapkan bisa menjadi referensi awal bagi Kelompok Desa Wisata Turgo dalam menyusun strategi pengembangan wisata mereka.
Selama observasi, Abraham mendata berbagai spesies burung, termasuk beberapa yang tergolong dilindungi seperti Sikatan Cacing (Cyornis banyumas), Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Cica Daun Jawa (Chloropsis cochinchinensis), dan Kerak Kerbau (Acridotheres javanicus).
Dalam proses penelitian, tentu ada suka dan duka. Tantangan teknis seperti alat rekam yang sempat error serta suasana sunyi di lapangan menjadi bagian dari dinamika. Namun semua terbayar dengan kehangatan warga, indahnya alam Turgo, dan momen-momen lucu bersama rekan peneliti, seperti saat dikerjai rekan sendiri soal data yang dikira hilang.
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara TNGM, Kelompok Desa Wisata Turgo, dan FTb UAJY. Hasilnya tak hanya memperkaya pengetahuan ilmiah, tapi juga memberikan kontribusi nyata bagi upaya konservasi dan pengembangan potensi lokal desa. Sebuah perjalanan ilmiah yang berawal dari proker KKN, namun berakhir menjadi karya penuh makna.