Sebagai bentuk pengembangan Fakultas dan Program Studi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta menjalinan banyak kerjasama baik dengan industri maupun dengan perguruan tinggi lain, salah satunya dengan Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Sebagai bentuk realisasi kerjasama antara prodi Teknologi Pangan UAJY dengan prodi Teknologi Pangan ITK diadakanlah kuliah tamu yang dibawakan oleh Koordinator Program Studi Teknologi Pangan ITK, Anggela, S.T.P., M.Sc., M.Sc.. Topik yang diangkat pada kuliah umum ini bertajuk “You are What You Eat dengan Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Kearifan Lokal”. Kuliah umum ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Program Studi Teknologi Pangan UAJY, Drs. F. Sinung Pranata, M.P. dan diikuti dengan antusias oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan UAJY. Kuliah umum ini diadakan secara luring di Fakultas Teknobiologi UAJY pada hari Rabu, 29 November 2023.
Kalimat “You are What You Eat” mungkin sudah tidak lagi asing terdengar di telinga kita, namun tidak banyak dari kita yang memahami maksud dari istilah tersebut. Sebagian dari kita mungkin terpikir, apakah ketika kita makan nasi padang kemudian kita menjadi orang Padang? Kuliah umum kali ini membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan apa yang mereka makan. Tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari makanan itu sendiri seperti penampilan, aroma, rasa, harga, dan ketersediaan suatu pangan, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti budaya dan kebiasaan, gaya hidup, kebutuhan sosial, tingkat pendidikan dan kesadaran akan kesehatan, dan etnisitas. Keadaan lingkungan seperti cuaca, suasana, dan peraturan pemerintah juga dapat berimbas terhadap makanan apa yang kita pilih. Jadi, makanan apa yang kita konsumsi dapat mencerminkan kepribadian dan kondisi kesehatan seseorang. Begitu pula seseorang yang mengkonsumsi makanan yang sehat juga akan memperoleh manfaat kesehatan.
Seiring dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang meningkat, masyarakat juga semakin tahu untuk mencari makanan yang tidak hanya mengenyangkan dan memanjakan lidah, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan, salah satunya yaitu pangan fungsional. Pangan fungsional ini merupakan makanan atau minuman yang secara alami atau diformulasikan sehingga memiliki manfaat fisiologis bagi kesehatan, mampu mencegah penyakit, namun tetap dikonsumsi secara normal layaknya makanan dalam suatu pola
makan, berbeda dengan obat yang dikonsumsi dalam rupa pil atau kapsul. Pangan fungsional ini dapat memberikan manfaat kesehatan karena memiliki kandungan fitokimia, peptida bioaktif, asam lemak tidak jenuh, atau probiotik dan prebiotik. Negara Indonesia sendiri dengan keragaman hayati dan hewani yang melimpah memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan fungsional. Salah satunya yaitu dari umbi-umbian yang mengandung karbohidrat kompleks atau oligosakarida yang resisten terhadap pencernaan. Umbi porang merupakan salah satu potensi kearifan lokal yang banyak dimanfaatkan sebagai pangan fungsional karena kandungan oligo-glukomanan yang dapat membantu regulasi kolesterol dan gula darah, meningkatkan kesehatan usus, membantu menurunkan berat badan, dan berpotensi sebagai prebiotik.
Kuliah ini dibawakan dengan menarik dan diakhiri dengan diskusi yang hangat dan interaktif oleh mahasiswa dan Ibu Anggela. Selain memberikan wawasan dan pengetahuan, kuliah umum ini juga memberikan inspirasi dan motivasi bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal Indonesia sebagai pangan fungsional, serta menjaga warisan budaya lokal.
Kerjasama antara Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan ITK melalui kuliah tamu ini menandai komitmen kedua institusi untuk mengintegrasikan pengetahuan, menghargai budaya lokal, dan menciptakan solusi inovatif dalam dunia pangan. Tidak hanya sampai di sini, dengan adanya kuliah tamu antara UAJY dan ITK diharapkan dapat melahirkan pengembangan kerjasama, baik di bidang penelitian maupun pengabdian untuk mewujudkan visi bersama untuk pengembangan pangan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan bernilai budaya.
Penulis: Teresa Ramadhinara Subando