Pada saat ini konsumsi energi Indonesia masih didominasi (mencapai 96%) bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, gas, batu bara. Sedangkan dari energi baru dan terbarukan seperti panas bumi, tenaga air, dan tenaga surya hanya 4%. Kegiatan memproduksi bahan bakar fosil telah merusak lingkungan hidup. Sedangkan penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon (gas rumah kaca/GRK)yang berdampak besar pada terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Saat ini ancaman perubahan iklim telah mulai menjadi kenyataan. Bencana ekologis seperti badai yang sering terjadi di sejumlah negara, terus meningkatnya suhu di bumi, serta iklim yang sudah tidak menentu merupakan beberapa bentuk dari dampak perubahan iklim. Dalam Konferensi Para Pihak (COP) ke 21 di Paris pada 2015 telah menyepakati agar semua negara berupaya bersama-sama mencegah kenaikan suhu di bumi tidak melebihi dua derajat celcius pada 2050.
Adanya tantangan di atas mendorong Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta bekerjasama dengan Yayasan Perspektif Baru (YPB) dan Konrad Adenauer Stiftung mengadakan Road Show to Campus dengan tema ““Menjawab Tantangan Ketahanan Energi dan Perubahan Iklim” yang diselenggarakan pada hari Selasa, 23 Agustus 2016 di Ruang Auditorium, Universitas Atma jaya Yogyakarta. Pada acara ini dihadiri oleh lebih dari 300 mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi di Yogyakarta.
Pada acara tersebut hadir pakar-pakar lingkungan sebagai narasumber, antara lain Wimar Witoelar (Pendiri Yayasan Perspektif Baru), Faisal Basri (Peneliti Indonesia Research & Strategic Analysis (IRSA) dan Dosen di Universitas Indonesia, Ign. Pramana Yuda (Dosen Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Acara dipandu oleh moderator Melda Wita (Konsultas Komunikasi Lingkungan)