Sinar matahari memang penting untuk kesehatan, namun paparan berlebihan bisa merusak kulit, menyebabkan penuaan dini, hingga risiko kanker. Tabir surya menjadi solusi, tetapi banyak produk komersial mengandung bahan kimia yang berpotensi mengiritasi kulit. Bagaimana jika alam menyediakan alternatif alami? Peneliti dari Program Studi Biologi Fakultas Bioteknologi (FTB) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), apt. Stefani Santi Widhiastuti, S.Farm., M.Sc. dan Dr. Nelsiani To’bungan, S.Pd., M.Sc., berhasil mengungkap potensi bunga mawar lokal sebagai pelindung kulit alami dari Gunung Merapi. Temuan ini tidak hanya menjawab kebutuhan masyarakat akan produk ramah lingkungan, tetapi juga menunjukkan peran sains dalam memanfaatkan kekayaan biodiversitas Indonesia.
Keajaiban bunga mawar lokal dari dua jenis mawar, Rosa centifolia (mawar merah) dan Rosa alba (mawar putih), tumbuh subur di kawasan Sapuangin, Taman Nasional Gunung Merapi. Selama ini, bunga-bunga ini lebih sering dijadikan hiasan. Namun, tim peneliti FTB UAJY melihat potensi lain yaitu kandungan senyawa alami di dalamnya yang mampu melindungi kulit dari sinar UV.
Mawar merah dan putih diketahui kaya akan flavonoid, fenolik, dan senyawa antioksidan. Zat-zat ini tidak hanya memberi warna dan aroma khas, tetapi juga berperan sebagai “tameng” alami bagi tanaman dari paparan matahari dan radikal bebas. Dari sanalah ide untuk menguji kemampuan ekstrak mawar sebagai tabir surya alami dimulai.
Hasil ini semakin mendekatkan sains di laboratorium dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak bunga mawar menggunakan pelarut metanol dan etanol. Hasilnya, ekstrak metanol dari Rosa centifolia menunjukkan kemampuan terbaik dalam menangkal radiasi UV dan menetralisir radikal bebas. Senyawa antioksidan di dalamnya bekerja seperti “pasukan penjaga” yang melindungi sel kulit dari kerusakan. Yang menarik, ekstrak ini tidak hanya efektif sebagai tabir surya, tetapi juga ramah kulit karena berasal dari bahan alami.
Penelitian ini tidak hanya tentang menemukan bahan alami, tetapi juga tentang bagaimana ilmu pengetahuan bisa menjawab masalah nyata di masyarakat. Inovasi FTB UAJY untuk Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu Langkah untuk mewujudkan visi Prodi Biologi FTB UAJY telah lama fokus pada pemanfaatan sumber daya lokal melalui pendekatan bioteknologi. Laboratorium mereka dilengkapi peralatan modern yang memungkinkan ekstraksi dan analisis senyawa secara akurat.
Penelitian ini menajdi penting karena dapat menjadi alternatif solusi yang ramah lingkungan dan kulit untuk tabir surya alami mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang bisa mencemari lingkungan, terutama terumbu karang. Hasil penelitian ini juga berpotensi secara ekonomi untuk pengembangan produk berbasis mawar Merapi dapat memberdayakan petani lokal dan membuka peluang usaha baru. Selain itu, penelitian ini mengajak masyarakat untuk melihat pentingnya pelestarian alam dimana hutan bukan hanya sebagai sumber kayu, tetapi sebagai “apotek hidup” yang berharga.
Langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh Tim peneliti FTB UAJY adalah mengidentifikasi senyawa aktif secara lebih detail dan menguji formulasi tabir surya dalam bentuk krim atau losion. Kolaborasi dengan industri kosmetik lokal juga sedang dijajaki untuk memastikan temuan ini bisa dinikmati masyarakat luas.
Penelitian tentang bunga mawar Gunung Merapi adalah bukti bahwa sains tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang solusi. Prodi Biologi FTB UAJY terus berkomitmen menghasilkan riset aplikatif yang menjawab tantangan masyarakat, sekaligus melestarikan kekayaan alam Indonesia. Bagi calon mahasiswa yang ingin berkontribusi melalui bioteknologi, FTB UAJY menjadi tempat tepat untuk mengasah keterampilan dan kreativitas.
Sumber artikel:
Widhiastuti, S. S., & To’bungan, N. (2025). Sun protection factor value of Rosa centifolia and Rosa alba from Merapi mountain Indonesian National Park and its potency as sunscreen. Plant Science Today, 12(1), 1-8. https://doi.org/10.14719/pst.4916
Ditulis oleh: Ines Septi